"Jika melihat data ekspor Apkindo dalam semester 2008 ini jelas pasar Jepang dan Timur Tengah jauh lebih menarik ketimbang ekspor panel ke Amerika Serikat (AS)yang hanya mencapai US$27 juta sejak Januari hingga Juni 2008," ujar Ketua Umum Apkindo Abbas Adhar kepada Bisnis, kemarin.
Negara lain yang masih berpeluang untuk ditingkatkan ekspornya, adalah
Menghadapi situasi krisis ekonomi global, katanya, Apkindo menyarankan anggotanya agar mewaspadai transaksi dengan pengusaha perumahan di AS. "Sebagian besar pembayaran yang dilakukan pengusaha AS yang mengimpor kayu kita menggunakan pembayaran melalui fasilitas L/C yang dikeluarkan bank, sementara kondisi keuangan perbankan dalam keadaan sulit."
Solusi Apkindo untuk anggota adalah meningkatan produktivitas industri perkayuan untuk mengisi kebutuhan dalam negeri yang mulai meningkat. Kebutuhan kayu dalam negeri sekarang sudah mencapai 2 juta m3.
"Harga pasar kayu yang sudah diproduksi mencapai US$250 per m3."
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Produksi Kehutanan (BPK) Departemen Kehutanan, Hadi S. Pasaribu, mengatakan pengaruh krisis keuangan global, terutama di Amerika Serikat kurang berpengaruh terhadap ekspor kayu Indonesia. "Persentasenya hanya 3% dari seluruh produk industri kayu nasional."
Namun jika krisis keuangan berkepanjangan terus hingga beberapa bulan ke depan akan berpengaruh terhadap harga dasar kayu yang berlaku sekarang. "Kalau sekarang harga dasar kayu mencapai Rp300.000 hingga Rp350.000. Kalau krisisnya berkepanjangan, harga dasar bahan
Dikutip / diedit dari : Koran Bisnis
No comments:
Post a Comment